Sore hari menunjukkan jam 5 kurang seperempat, seperti biasa aku dan temen-temen yang sama-sama kerja di hari itu siap-siap untuk pulang.

"wih.. kalo urusan pulang si A paling cepet... ( si A adalah aku wkwk )"

Keburu mau ada perlu mas mba, duluan ya... kataku.


Sumber: Unsplash



Cerita pertama

setelah sampai di parkiran dan menyalakan motor... tak sampai setengah perjalanan aku melihat 2 sosok lansia, sepertinya pasangan kekasih yang sudah melewati banyak momen dalam perjalanan hidupnya.

Mereka saling tertawa, aneh menurutku... ditengah keterbatasan dan kelebihan mereka, mereka masih bisa tertawa dan tersenyum bahagia.

Setelah aku telaah lebih jauh, aku menyimpulkan

Sepertinya mereka habis ngobrol-ngobrol dengan tetangga di depan rumah.

Entah apa yang mereka obrolin... setelah itu 2 lansia tadi bergandengan tangan untuk masuk ke rumah, sesampainya di depan pintu mereka saling menatap dan tertawa.

Sepertinya tadi si ibu mau jatuh dan di pegangi oleh si bapak, behh.... romantis sekali pokoknya kalau misalakan lu liat moment itu sendiri... 

Sambil tertawa lepas, mereka saling menatap satu sama lain. ( btw si ibu tadi waktu jalan dia di bantu dengan tongkat, sepertinya beliau lagi sakit )

dari cerita tadi aku mulai memikirkan banyak hal...

Mulai dari rasa bahagia yang mereka rasakan dan rasa bahagia ku sekarang yang semua serba di batasi.

Bukan di batasi oleh banyak hal, melainkan dibatasi oleh pikiranku sendiri

Dimana kebahagiaan sekarang banyak tolok ukurnya, banyak penyebabnya, banyak yang mempengaruhi.


Cerita kedua

Kalau dulu simbahku banyak cerita soal kehidupan masa lampau, dimana simbahku juga pernah hidup dimasa jaman penjajahan belanda serta jepang ( alfatihah untuk beliau )

Simbahku banyak cerita soal momen dia harus makan seadanya dan dibagi dengan keluarga besar.

Simbahku bercerita dulu harus ngumpet dan lari-lari karena ada penjajah.

Simbahku juga bercerita makan nasi itu udah bahagia banget waktu itu, karna dulu hasil bumi harus di setorkan ke penjajah yang berkuasa.


Banyak banget ya hal yang dilupa saat ini, terutama rasa syukur dibandingkan dengan 2 cerita tadi.

Bahkan kalau misalkan aku ditanya soal kebahagiaan, aku sendiri gak bisa sedetail apa musti ngejawabnya, atau bisa jadi jawabanku gak hanya satu, tapi banyak versi kebahagiaan yang akan aku sampaikan.

Karena kebahagiaan saat ini berdasarkan kebutuhan, kebahagiaan saat ini berdasarkan keinginan

Bukan bahagia seperti waktu orang jaman dulu mendengar di radio detik-detik proklamasi kemerdekaan di kumandangkan.

Aku ngebayangin, bagaimana ya orang dulu saat ngedengerin pidato kemerdekaan negara kita, gimana riuhnya tangisan bahagia saat pidato itu usai.

Atau gimana ya moment tentara dulu setelah mendengar peperangan sudah usai, nge bayangin juga gimana ya rasanya berada di moment-moment itu.

Terdengar klise memang, ngebayangin momen yang kitanya sendiri aja gak pernah tahu dan ngerasain.


Sibuknya kita hari ini karena alasan pribasi, sibuknya kita hari ini karena percepatan rutinitas dunia.

Kalau ngerasain pas waktu kecil dulu, semua terasa hidup adalah kenormalan untuk bermain dan tertawa.

Atau waktu adalah hal yang gak perlu kita takuti dan bayangin.

Dan memori adalah bukan hal yang harus di kangeni ketika kita dewasa seperti sekarang.


Kalau sekarang semua terasa cepat dan sangat cepat berlalu, kayaknya kemarin masih hari senin, sekarang udah hari minggu aja.

Kayaknya kemarin masih baru aja ngerasain lulus dan momen sekolah, eh sekarang umur udah segini bertambahnya.

Atau pernah ngebayangin, dulu badan atau rambut emak bapak kita masih item segar dan bugar , sekarang kok sudah keritup dan semua beruban ?


Apa iya waktu secepet itu, apa iya umur kita yang tersisa bisa nyampe untuk memenuhi keinginan-keinginan kita yang seabrek.

Apakah membahagiakan orang-orang tersayang harus selalu dengan hal yang besar ?

Ataukah hanya dengan mencium kedua pipi mereka sudah bisa membuat 2 orang keriput tadi berkaca-kaca matanya ?

Lalu bagaimana ? apakah aku harus hidup secara seadanya tanpa tujuan jelas dan cita-cita


Baru tadi temanku bilang soal legacy, dan itu sangat cocok dengan apa yang aku pikirkan saat ini, bahwa hidup gak hanya soal apa yang kita inginkan, tapi juga apa yang akan kita tinggalkan.


Dalam agamaku diajarkan, karna sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat, mungkin istilah sekarang adalah legacy.


selamat menjalani hidup, selamat menikmati susah, selamat menikmati riuh dan berisiknya dunia, selamat menikmati keinginan yang tiada habisnya.


Karna hidup gak hanya soal kebahagiaan.


Aku Anwar, tak usah ber ekspetasi banyak soal aku menjadi orang yang kau kenal, karna suatu saat aku bisa saja mematahan ekspetasimu itu